Membangun Keteladanan Guru Penggerak

Alumni Universitas Bhayangkara Jakarta
Membangun Keteladanan Guru Penggerak 29/03/2024 262 view Pendidikan pixabay.com

Dalam perkembangan pendidikan dan beragam persoalan yang hadir, penyelenggaraan pendidikan selalu menemui kebutuhan atas perbaikan dan revitalisasi yang terus berjalan secara dinamis. Salah satu yang menegaskannya adalah adanya berbagai terobosoan kebijakan yang terus dilakukan oleh para pemangku kebijakan. Dipungkiri atau tidak, beragam kebijakan ini selain menfokuskan dirinya pada proses inovasi pendidikan, ini juga dilakukan agar pendidikan mampu bertahan menemui relevansinya di tengah era pragmatisme yang semakin mejadi jadi.

Desain Besar Merdeka Belajar

Merdeka Belajar menjadi desain besar terobosan kebijakan yang dilakukan di Indonesia, melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbusristek) RI, Merdeka Belajar hadir sebagai konsep yang meng-inisiasi berbagai program turunan yang dilakukan secara praktis. Bahkan jika kita menilik laman Kemendikbud.go.id, Merdeka Belajar yang sudah mencapai episode ke 26 ini banyak membuktikan produktivitas inovasinya. Guru Penggerak dan Sekolah Penggerak menjadi salah dua edisi episode yang ada dalam rangkaian kebijakan Merdeka Belajar ini.

Mengutip apa yang disampaikan oleh Dahlia Sibagariang, Hotmaulina Sitohang, dan Erni Murniarti, dalam Jurnal Dinamika Pendidikan, Vol.14 No.2, 2021 yang berjudul “Peran Guru Penggerak Dalam Pendidikan Merdeka Belajar Di Indonesia”, Hakikat Guru Penggerak dan Sekolah Penggerak, Guru penggerak merupakan pemimpin pembelajaran yang mendorong tumbuh kembang peserta secara holistik, aktif, dan proaktif dalam mengembangkan pendidik lainnya untuk mengimplementasikan pembelajaran yang berpusat kepada peserta didik.

Selain itu juga menjadi teladan dan agen transformasi ekosistem pendidikan untuk mewujudkan profil Pelajar Pancasila. Guru Penggerak dalam Merdeka Belajar merupakan seseorang yang mampu mengarahkan peserta didik dalam mengembagkan dirinya secara menyeluruh dengan memiliki pemikiran kritis, dan daya cipta kreatif. Dalam pembelajaran merdeka belajar, guru penggerak harus mampu melaksanakan proses pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Hingga akhirnya pendidikan profil Pelajar Pancasila dapat terwujud dengan baik sesuai harapan.

Guru Penggerak dan Wujud Keteladanan

Ada kalimat sederhana dalam Bahasa Jawa bahwa kata guru adalah akronim dari “digugu lan ditiru”, dalam bahasan Indonesia digugu bisa diartikan sebagai didengarkan, diperhatikan dan ditiru yang tentu populer dalam bahasa keseharian kita bahwa setiap tindakannya akan mampu menjadi contoh bagi orang lain yang dalam hal ini adalah muridnya.

Melihat peran dan tanggungjawabnya, guru menjadi sosok yang begitu strategis dalam menelurkan setiap peserta didik yang cerdas, kreatif dan mendiri. Melalui sosok guru juga pengawalan proses penyelenggaraan pendidikan akan mampu sesuai dengan tujuannya atau tidak, melalui peran guru ini juga pengalaman pendidikan yang ada akan mampu menfasilitasi perkembangan pemikiran setiap peserta didiknya, walau kita juga perlu menyatakan bahwa guru bukan satu-satunya faktor, tapi guru menjadi kunci suksesnya pendidikan.

Guru sebagai sosok yang beririsan langsung dengan peserta didik dalam penyelenggaraan pendidikan adalah sosok ujung tombak tertransformasi pendidikan. Sebab bagaimana tidak, sosoknya yang membimbing langsung proses pendidikan, menentukan ritme, memenuhi kebutuhan adminstratif, atau sampai mengkalkulasi capaian pendidikan adalah rangkaian tugas mulia yang melekat betul pada guru.

Guru juga bisa menjadi simpul yang menghubungkan antara proses pendidikan dengan praktik kehidupan pada generasi penerus, melalui sosok guru sebagai sebuah pribadi tauladan bagi para murid-muridnya, setiap tindak tanduknya, tugas mulia guru adalah menjadi faktor yang menginspirasi para murid-muridnya.

Selain itu, dikutip dari buku Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka yang ditulis oleh Fathor Rosi lebih lanjut Guru Penggerak sebagai sebuah terobosan mencoba mengakomodir peningkatan kapasitas dan kreativitas guru. Bahkan seperti halnya yang dikatakan oleh Menteri Nadiem Makariem, bahwa sebagai ujung tombak transformasi pendidikan merdeka belajar adalah Guru Penggerak.

Guru penggerak tidak hanya mengikuti kurikulum yang ditentukan, melainkan berupaya mengubah semua aktivitas belajar untuk mencapai atau menjaga standar profil Pelajar Pancasila. Yaitu peserta didik yang beriman, bertakwa, memiliki akhlak mulia, lebih kreatif, mampu bergotong royong, memiliki jiwa kebhinekaan global, berpikir kritis, serta memiliki kemandirian. Guru Penggerak dalam pembelajarannya harus mampu menyeimbangkan tuntutan zaman era modern.

Tuntutan ini antara lain mencakup pendidikan karakter sebagai dasar bagi peserta didik untuk tetap bijaksana dalam menghadapi tantangan zaman yang semakin berkembang, pembangunan sikap kritis dalam menanggapi derasnya informasi yang ada di era digital ini. Guru Penggerak adalah juga merupakan guru yang mampu menggerakan guru lain dalam melangsungkan pemberlajaran Merdeka Belajar yang tidak hanya memiliki kemampuan dalam pengelolaan pembelajaran secara efektif belaka. Namun juga berfokus pada terciptanya hubungan yang baik antara peserta didik dan komunitas dalam institusi pendidikan seperti sekolah.

Selain itu, Kemahiran dalam penggunaan teknologi yang ada demi menunjang peningkatan mutu pembelajaran serta kualitas pendidikan sampai upaya refleksi dan evaluasi yang berkelanjutan pada praktik pendidikan di Indonesia adalah hal spirit yang selalu dibawa.

Dengan demikian, Guru Penggerak harus mampu menjadi teladan yang memiliki kemampuan dan daya juang untuk membawa suatu perubahan baik dalam ekosistem pendidikan di sekolahnya maupun dalam unit sekolah lain.

Guru penggerak merupakan pemimpin pembelajaran dalam Merdeka Belajar yang memiliki kemampuan dalam menggerakkan ekosistem pendidikan untuk mewujudkan pendidikan yang berpusat pada peserta didik. Dalam rangkaian prosesnya, menjadi Guru Penggerak juga melewati mekanisme selektif dan rangakaian program pelatihan yang kurang lebih dilakukan selama sembilan bulan. Hal ini tentu akan menjaga betul kualitas dan kapasitas setiap guru penggerak yang ada, sebab, selain tugasnya sebagai Guru Penggerak yang melakukan pengajaran, Guru Penggerak juga memiliki peran dalam menyiapkan perencanaan pembelajaran dan menyampaikan materi.

Semoga setiap guru-guru kita sekalian senantiasa diberkahi oleh Tuhan Yang Maha Esa dan dikuatkan serta disabarkan dalam menjalakan aktivitas mulianya. Semoga setiap program yang bertumpu pada harapan keterbaikan pendidikan khususnya bagi guru sekalian, bisa terus mampu berjalan optimal. Semoga.

Jika anda memiliki tulisan opini atau esai, silahkan dikirim melalui mekanisme di sini. Jika memenuhi standar The Columnist, kami dengan senang hati akan menerbitkannya untuk bertemu dengan para pembaca setia The Columnist.
Artikel Lainnya