Makna Kunjungan Paus Fransiskus di Indonesia
Awal tahun 2024 sekitar bulan Februari berita kedatangan Paus Fransiskus ke Indonesia menjadi berita yang hangat diperbincangkan terutama mereka yang beragama Kristen (katolik) dan berbagai media di Indonesia. Ada yang menyampaikan bahwa berita ini belum pasti karena belum ada pemberitahuan resmi dari negara terkait kedatangan Paus ke Indonesia. Sehingga beberapa minggu berita ini mulai hilang kabar dan tidak lagi menjadi topik hangat, karena masih diragukan kebenarannya.
Beberapa minggu setelah itu, Menteri agama yaitu Yaqut Cholil Qoumas mengumumkan bahwa pemimpin Gereja Katolik Paus Fransiskus akan berkunjung ke Indonesia pada September 2024. Dia mengatakan bahwa pemerintah telah mendapatkan surat pemberitahuan dari otoritas Vatikan rencana kedatangan Paus ke Indonesia. Berita ini pun dibenarkan oleh ketua Komisi Waligereja Indonesia (KWI) salah satu organisasi agama Katolik yang ada di Indonesia yaitu Mgr. Antonius Subianto Bunjamin bahwa kedatangan Paus ke Indonesia merupakan kunjungan pastoral dan kenegaraan. Ia berkunjung sebagai pemimpin Gereja Katolik seluruh dunia untuk menjumpai umat Katolik di Indonesia, tapi sekaligus juga sebagai kepala negara Vatikan untuk mempererat kerjasama antara Vatikan dan Indonesia.
Selain paus Fransiskus yang akan datang bulan September, Sebelumnya Indonesia juga pernah dikunjungi oleh dua Paus pendahulunya yaitu Paus Paulus VI pada Kamis, 3 Desember 1970. Presiden Soeharto menyambut langsung kedatangan Paus Paulus VI di lapangan udara Kemayoran, Jakarta. Saat itu Indonesia masih dalam kondisi yang belum stabil dalam pemerintahannya karena masih banyak kendala yang harus diperbaki setelah kemerdekaan Indonesia. Kemudian kunjungan Paus yang kedua oleh Paus Yohanes Paulus II. ia mengunjungi Indonesia selama lima hari dari 8 sampai 12 Oktober 1989, dengan menyinggahi beberapa tempat di Indonesia yaitu Jakarta, Yogyakarta, Maumere/Flores dan Dili (Timor Timur yang waktu itu masih dalam negara Indonesia) dan terakhir Medan.
Mgr. Paskalis Bruno Syukur sebagai sekretaris Jenderal KWI menambahkan bahwa Konferensi Waligereja Indonesia telah menetapkan makna kunjungan apostolik Paus Fransiskus ke Indonesia yaitu Faith (Iman), Fraternity (Persaudaraan) anda Compassion (Kasih sayang). KWI melihat Paus Fransiskus merupakan sosok yang berbelas kasih dan memiliki iman yang kuat. Secara lebih lagi KWI melihat bahwa Paus Fransiskus mengutamakan persaudaraan manusia tanpa melihat suku, agama, bangsa, ras dan lainnya. Maka momentum kedatangannya ke Indonesia adalah peluang mengeratkan lagi semangat persaudaraan, keberagaman yang mulai luntur karena berbagai persoalan.
Indonesia di mata dunia mempunyai keberagaman di berbagai aspek kehidupan mulai dari suku, bahasa, agama, ras budaya dan latar belakang kehidupannya. Keberagaman inilah yang menjadikan Paus Fransiskus berkunjung ke Indonesia, meskipun beragam tapi tetap satu. Meskipun di negara ini mayoritas muslim dan yang kristen khususnya katolik hanya mencakup sekitar 3,12% dari jumlah penduduk Indonesia, yaitu berjumlah sekitar 8,3 juta jiwa Berdasarkan data resmi Kementerian Agama pada tahun 2022. Meski hanya kaum minoritas di negara ini, umat Katolik Indonesia tetap menjadi sorotan Paus Fransiskus di beberapa tahun belakangan salah satu adudesinya dia mengatakan bahwa kita umat Katolik harus belajar dari Pulau Flores Indonesia karena di sana terdapat surga kecil dunia ini.
Pulau Flores khususnya Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) merupakan mayoritas Katolik di Indonesia ini, sehingga salah satu tempat yang akan didatangi oleh Bapa Paus adalah Pulau Flores itu. Di sisi lain, Pulau Flores bukan hanya satu-satunya surga kecil di Indonesia tapi juga banyak surga kecil di Indonesia Pulau Jawa yang menyuguhkan adat dan istidat Suku Jawa, Pulau Sumatera khususnya di bagian utara yang menampilkan Suku Batak dan adat isiadat, Pulau Kalimatan yang secara umum sukunya adalah Suku Dayak, dan Pulau Sulawesi dan Papua yang menampilkan berbagai macam suku dan budaya pula.
Paus ingin melihat langsung surga-surga kecil itu di Pulau Nusantara ini. Dan memang benar apa yang dikatakan oleh Paus bahwa Indonesia memiliki segala-galanya yang tak dimiliki oleh negara lainnya, seperti sumber daya alam yang berlimpah, bangsa yang kaya akan suku, bahasa dan lainnya.
Sebagai warga negara Indonesia tidak cukup saya dan anda hanya melihat apa yang sudah diberikan oleh Yang Maha Kuasa kepada negara ini, kita perlu menjaga, melestarikan, merawat apa yang sudah diberikan itu. Sehingga surga-surga kecil itu tetap terjaga dan akan selalu ada sampai nanti di masa yang akan datang.
Meskipun seringkali menemukan perbedaan pandangan, konflik antar suku dan agama, pemerintah yang korupsi dan tidak beres dalam mengurusi negara, keadilan yang belum merata, tapi itu bukan sesuatu yang tidak mungkin bisa diatasi dan memerlukan waktu yang panjang dalam pembenahan itu. Tidak ada yang tidak mungkin, selagi kita masih bersatu, saling menghormati dan berdialog, bertukar ide dan pikiran. Sehingga Indonesia tidak hanya kaya akan sumber daya alam, tapi juga harus kaya akan sumber daya manusia.
Semoga kedatangan Paus Fransiskus ke Indonesia menjadi semangat baru untuk seluruh rakyat Indonesia tidak hanya bagi kalangan Katolik, tapi juga semua agama yang ada di Indonesia untuk mempererat persatuan dan memperhatikan sesama tanpa memandang status agama maupun status sosial. Karena kemanusian dan persaudaraan di atas segala-galanya.
Artikel Lainnya
-
237509/12/2019
-
156806/06/2020
-
270103/11/2021
-
Jadilah Orang Sukses Menurut Epikuros
134306/01/2024 -
Gelimang Ketimpangan dan Eksklusi Pembangunan
212623/12/2019 -
Melawan Pelecehan Seksual di Kabupaten Lembata
91324/10/2023