KH. Sulaiman: Sang Pencerah dari Sidoarjo

KH. Sulaiman: Sang Pencerah dari Sidoarjo 22/11/2024 27 view Agama kompas.com

KH. Sulaiman merupakan sosok yang tak hanya dikenal sebagai seorang ulama, tetapi juga sebagai pejuang yang berperan besar dalam menyebarkan ajaran Islam di Desa Gemurung, Kecamatan Gedangan, Sidoarjo. Lahir di desa ini, beliau tumbuh menjadi pribadi yang sangat menghayati pentingnya agama dan perjuangan, yang kemudian menjadikannya salah satu tokoh yang sangat dihormati dan dikenang.

Perjuangan beliau dalam menyebarkan agama Islam dimulai pada masa-masa yang sangat sulit, terutama pada masa kejadian G30S/PKI, ketika ketegangan politik dan konflik sosial sedang memuncak.

Pada masa tersebut, masyarakat di Desa Gemurung dan sekitarnya hidup dalam ketakutan akibat ancaman yang datang dari berbagai pihak, terutama dari kelompok yang terlibat dalam pemberontakan PKI. Dalam kondisi yang penuh dengan ketidakpastian ini, KH. Sulaiman mengambil peran besar untuk melindungi masyarakat, sekaligus menyebarkan nilai-nilai Islam yang mengajarkan perdamaian dan persaudaraan.

Salah satu upaya yang beliau lakukan adalah dengan mengadakan gemblengan atau pengajian massal setiap malam kamis. Gemblengan ini bukan sekadar pengajian biasa, tetapi juga menjadi sarana untuk memperkuat mental dan spiritual masyarakat, agar mereka tetap teguh dalam menghadapi ancaman, serta menjaga diri dari potensi pembantaian oleh kelompok PKI yang kala itu sedang marak.

Gemblengan yang dilakukan KH. Sulaiman bukan hanya sekadar untuk penguatan rohani, tetapi juga dimaksudkan untuk membentengi warga desa dengan pengetahuan agama yang kokoh, sekaligus menjaga keamanan desa.

Setelah kegiatan gemblengan, para warga bersama-sama mengadakan ronda malam untuk menjaga desa dan tokoh-tokoh penting yang dapat menjadi sasaran. Ronda malam ini menjadi simbol dari kebersamaan dan kesolidan warga dalam mempertahankan desa mereka.

Tak hanya dilakukan di tingkat lokal, gemblengan yang digagas oleh KH. Sulaiman juga menjadi semacam pergerakan yang menghubungkan desa Gemurung dengan wilayah lain di Jawa dan luar Jawa, seperti Sumatera, Jakarta, dan Jombang, di mana beliau juga aktif berpartisipasi dalam kegiatan yang serupa.

Keterlibatan KH. Sulaiman dalam berbagai gemblengan di berbagai daerah membuktikan bahwa beliau bukan hanya seorang tokoh agama lokal, tetapi juga seorang pejuang yang berkomitmen untuk menjaga kedaulatan bangsa dan umat. Meski begitu, meskipun KH. Sulaiman sangat terlibat dalam kegiatan perjuangan dan pertahanan, beliau selalu mengutamakan nilai-nilai keikhlasan dan kesederhanaan dalam menjalani hidupnya.

Terkait dengan masa lalunya, KH. Sulaiman ternyata juga pernah bergabung dengan Tentara Hizbullah, sebuah organisasi perjuangan yang berperan penting dalam perlawanan terhadap penjajahan Belanda dan upaya mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Meskipun banyak yang menganggapnya sebagai bagian dari sejarah penting perjuangan, KH. Sulaiman awalnya tidak pernah mengakui keterlibatannya dalam tentara tersebut. Ia merasa bahwa perjuangan yang dilakukannya adalah semata-mata untuk kemerdekaan Indonesia dan agama, tanpa perlu ada pengakuan atau penghargaan atas nama tersebut.

Namun, cerita mengenai keterlibatan beliau dalam Tentara Hisbullah terungkap suatu ketika, ketika salah satu rekan perjuangannya yang juga mantan anggota Tentara Hisbullah datang mengunjungi beliau di rumah. Rekannya itu meminta data-data untuk menguruskan jaminan hidup untuk KH. Sulaiman. Tanpa ragu, KH. Sulaiman menolak dengan lembut, mengatakan bahwa beliau tidak membutuhkan jaminan tersebut, karena perjuangannya selama ini dilakukan dengan penuh keikhlasan untuk bangsa dan agama. "Wes ora usah le... aku biyen berjuang ikhlas gae Indonesia lan agomo, ra usah diwenehi jaminan yo ora popo, cek liyane wae, seng pancen bener-bener mbutuhake," jawabnya. Kalimat ini menggambarkan prinsip hidup KH. Sulaiman yang mengutamakan pengabdian tanpa pamrih, serta keyakinannya bahwa perjuangan sejati adalah yang dilakukan dengan tulus tanpa mengharapkan imbalan.

Percakapan tersebut kemudian didengar oleh salah satu anak beliau, yang pada akhirnya mengetahui bahwa ayahnya adalah seorang pejuang yang terlibat dalam organisasi Tentara Hisbullah. Meski pada awalnya beliau enggan mengungkapkan masa lalunya, akhirnya anak-anak beliau mengetahui peran besar yang telah dimainkan oleh sang ayah dalam perjuangan kemerdekaan. Ini menjadi cerita yang memperkaya pemahaman generasi berikutnya tentang keteladanan, keikhlasan, dan dedikasi beliau terhadap tanah air dan agama.

Kehidupan KH. Sulaiman adalah contoh nyata dari seorang tokoh yang tidak hanya berjuang untuk kepentingan pribadi atau golongan, tetapi untuk kebaikan umat dan bangsa. Dengan mendirikan pondok pesantren Bi’rul Ulum dan mengajarkan ajaran Islam yang mendalam, beliau juga membentuk karakter generasi penerus yang tidak hanya paham agama, tetapi juga memiliki semangat perjuangan yang tinggi. Hingga kini, KH. Sulaiman dikenang sebagai salah satu sosok yang berjasa besar dalam membangun masyarakat yang kuat, baik dari segi spiritual maupun sosial.

Jika anda memiliki tulisan opini atau esai, silahkan dikirim melalui mekanisme di sini. Jika memenuhi standar The Columnist, kami dengan senang hati akan menerbitkannya untuk bertemu dengan para pembaca setia The Columnist.
Artikel Lainnya