Dua Mata Tajam Pada Mural

Dua Mata Tajam Pada Mural 23/08/2021 747 view Opini Mingguan Nasional.okezone.com

Dalam pengertiannya, mural merupakan cara menggambar atau melukis di atas dinding, tembok atau permukaan luas yang bersifat permanen lainnya. Fungsinya menyampaikan pesan lewat gambar dan tulisan untuk dilihat oleh publik.

Mural memiliki dua mata tajam. Mata tajam pada mural yang pertama adalah bahwa mural merupakan salah satu seni yang digunakan para seniman mengekspresikan lukisan dan gambar untuk menyampaikan informasi kepada publik. Mural kini berkembang menjadi ladang bisnis para seniman. Di kafe atau di tempat angkringan sering kita lihat seni mural ini yang melukiskan hidangan yang tersedia di tempat tersebut.

Seni mural yang digunakan untuk bisnis ini, mengandung prinsip mutualisme, yaitu saling menguntungkan antara kedua belah pihak. Di mana pihak pertama yang diuntungkan adalah pelaku bisnis itu sendiri. Sedagkan pihak kedua adalah para seniman mural.

Pelaku bisnis ini yang berperan sebagai pihak pertama, tentu menginginkan dengan menggunakan seni mural beharap sangat efektif untuk beriklan karena gambarnya yang besar sehingga mudah diingat bagi siapa saja yang melihatnya. Melalui seni mural ini barang atau jasa yang ditawarkannya akan dengan cepat sampai informasinya kepada calon pengguna bisnis atau konsumen.

Adapun keuntungan yang diperoleh bagi seniman mural selain menambah isi kantong, tentu keuntungan yang pasti didapat adalah tersalurnya bakat dalam mengekspresikan seni mural yang dimiliki. Dan ini adalah hal bahagia yang bisa diperoleh para seniman mural ketika mereka sudah berhasil mengekspresikan karyanya dan bisa dinikmati oleh khalayak.

Seni mural yang dihasilkan dan bisa kita nikmati serta kita lihat sekarang di kafe, tempat angkringan dan di taman biasanya tidak langsung diminta oleh sang empunya bisnis kepada seniman mural untuk dilukiskan tema yang diinginkan akan tetapi melalui pihak lain, yaitu pihak ketiga yang bisa menyampaikan kepada seniman mural. Dan ini menjadi bisnis tersendiri bagi pihak ketiga. Mereka juga biasanya bisa memberikan saran dan pendapat tentang apa yang seharusnya nanti dilukiskan atau digambarkan di dinding, sehingga menjadi seni mural yang benar-benar mampu menyampaikan maksud dan tujuan pelaku bisnis agar menarik dan dilirik oleh calon pengguna bisnis.

Seni mural sudah sejak lama digunakan oleh masyarakat kita Indonesia, bahkah sejak zaman penjajahan Belanda. Mural sangat efektif untuk menyampaikan pesan karena dilhat oleh banyak orang. Dan ini adalah sebuah wadah ekspresi yang mewakili suara hati rakyat.

Seni mural berkembang, bukan hanya di perkotaan, mural juga tumbuh subur hingga ke daerah, bahkan pemerintah daerah setempat ada yang menyiapkan dengan sengaja tempat para seniman mural untuk mengekspresikan karyanya.

Penyediaan wadah seni mural oleh pemerintah ini salah satunya adalah untuk mengetahui ungkapan keinginan, pendapat dan perasaan rakyat, karena pemerintah mungkin menyadari tidak bisa menanyakan keinginan atau harapan rakyatnya satu persatu. Jadi diharapkan dengan disediakannya fasilitas ini, akan mampu efektif membantu pemerintah untuk merencanakan dan mengambil langkah selanjutnya untuk kesejahteraan rakyat. Minimal harapan dan keinginan dari rakyat melalui seni mural ini ditampung oleh pemerintah agar ditindaklanjuti dan diseleksi pendapat mana yang harus diutamakan dan disegerakan untuk dikabulkan demi terciptanya hubungan yang harmonis antara rakyat dan pemerintah.

Tempat itu bisa berupa tembok/dinding di taman kota, bisa juga tembok/dinding rumah milik pribadi yang sudah diperbolehkan pemiliknya untuk dijadikan tempat menyalurkan ekspresi bahkan ada juga dinding/tembok samping dan belakang rumah sakit daerah yang diizinkan pemerintah untuk dijadikan tempat ekspresi seni mural.

Lukisan atau gambaran dan tulisan pada seni mural bukan hanya ekspresi pribadi dari seniman itu sendiri, namun lebih kepada mengekspresikan pendapat atau yang dirasakan orang banyak.

Media ekspresi, menyampaikan pendapat dan kritik adalah mata tajam mural yang kedua. Mata mural ini sering menjadi perbincangan di kalangan elit politik dan para tokoh level atas seperti para cendikia. Ada yang pro dan ada yang kontra. Hal ini sangat wajar di negara kita Indonesia yang menganut demokrasi. Tergantung kita memandang dari sudut mananya.

Untuk menyikapi seni mural yang bermuatan kritik terhadap pemerintah. Kita sebagai masyarakat Indonesia yang menganut kebebasan berpendapat sekaligus sebagai masyarakat Indonesia yang terkenal dengan sopan santunnya, tentu harus memikirkan desain gambar atau lukisan terlebih dahulu untuk menentukan layak dan tidaknya desainnya itu dijadikan seni mural.

Sebelum kita mengkritik pemerintah melalui seni mural, langkah pertamanya adalah kita luruskan niat dan tujuannya terlebih dahulu. Usahakan niat dan tujuan ini adalah untuk kepentingan bersama seluruh masyarakat, bukan hanya untuk kepentingan pribadi atau golongan. Langkah kedua adalah mendesain gambarnya agar informasi yang disampaikan bisa ditangkap dengan sempurna oleh publik namun tetap memperhatikan sisi kesopanan dan kelayakan.

Dan bagi pemerintah sebagai sasaran kritik juga harus harus membuka mata, telinga dan hati untuk mendengarkan ungkapan rakyat yang mereka ekspresikan melalui seni mural. Dalam negara demokrasi ini, rakyat bebas mengemukakan pendapat, jadi pemerintah sudah semestinya menampung pendapat rakyat. Jangan terlalu dikekang ketika mereka menyampaikan suara hatinya melalui seni mural dengan catatan selama kritik dan pendapat itu tidak melanggar undang-undang dan pastikan tidak bertentangan dengan ajaran agama manapun.

Seharusnya pemerintah juga memegang prinsip kesopanan dalam menerima kritik oleh rakyat melalui seni mural. Pendapat dan kritik yang diterima bisa dijadikan bahan musyawarah di kalangan pemerintah untuk memajukan kesejahteraan rakyat. Tentu tidak semua kritik dan pendapat yang harus ditindaklanjuti, pemerintah berhak memilih kritik dan pendapat mana yang dianggap mampu mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa.

Jika anda memiliki tulisan opini atau esai, silahkan dikirim melalui mekanisme di sini. Jika memenuhi standar The Columnist, kami dengan senang hati akan menerbitkannya untuk bertemu dengan para pembaca setia The Columnist.
Artikel Lainnya