Demokrasi dalam Bingkai Kenihilan

Orang yang terjebak
Demokrasi dalam Bingkai Kenihilan 09/05/2024 152 view Politik migrantcare.net

Kehidupan bermasyarakat tentu banyak sekali menyimpan persoalan di dalamnya. Baik itu tentang norma-norma moral, kehidupan beragama, kemanusiaan, dan lain sebagainya. Untuk itu, diperlukanlah suatu entitas yang lebih tinggi untuk mengatur kehidupan bermasyarakat supaya terciptalah keteraturan yang bertujuan mencapai kesejahteraan. Dalam usaha itu, entitas tersebut, atau pemerintah, memerlukan suatu sistem yang sesuai dengan asas yang ada supaya tidak merugikan masyarakat yang ia atau mereka perintah.

Kehidupan bermasyarakat pun mulai diatur sedemikian rupa supaya ketertiban dan kesejahteraan yang diimpikan oleh rakyat bisa tercapai. Namun dalam praktiknya, banyak sekali permasalahan drama maupun permasalahan yang menyertainya. Sehingga kehidupan atau dunia perpolitikan itu juga terjebak ke dalam absurditas yang disebabkan norma-norma yang membatasi kebebasan dan kreativitas di dalamnya. Kondisi absurditas politik atau absurdism politik menyebabkan kita selalu berada dalam lingkaran setan yang mengkungkung rakyat kita dalam kesengsaraan.

Hal ini terjadi karena individu-individu yang berada di dalamnya hanya memikirkan kepentingan pribadi dan menolak menerima serta bertanggung jawab atas konsekuensi yang ada. Misalnya saja pemilihan presiden yang baru-baru ini telah kita lewati bersama. Setiap paslon yang kalah akan selalu saja tidak dapat menerima keputusan atau hasil yang menyatakan kekalahan mereka. Kemudian mereka memperkarakan permasalahan tersebut dengan berbagai macam narasi tentang kecurangan yang ada ketika pemilu. Namun mirisnya, hal ini bukan sesuatu yang baru saja terjadi, tetapi sebuah permasalahan yang akan selalu ada menemani dinamika perpolitikan di negara kita. Atau dapat saya katakan negara kita telah jatuh ke dalam absurdism politik yang menyebabkan hal yang sama terus berulang.

Solusi yang bisa kita lakukan adalah membunuh atau meniadakan norma-norma yang menjadi akar permasalahan yang ada. Mengapa kita harus meniadakan norma-norma tersebut? Tidak lain karena norma-norma tersebut yang selalu mereka gunakan untuk dasar mereka memperebutkan kursi kekuasaan. Permasalahan ini harus diselesaikan dengan cara demikian karena mereka yang berkuasa bukannya bekerjasama mensejahterakan rakyat tetapi malah sibuk memperebutkan kekuasaan. Rakyat hanya menjadi instrumen bagi mereka untuk memperoleh kekuasaan. Kondisi ini semakin memperparah keadaan dan semakin menyiksa kita sebagai rakyat. Dengan begitu, tidak ada cara lain selain menihilkan demokrasi. Ciptakanlah dan carilah makna tentang demokrasi itu sendiri, bebaskanlah, dan kritisilah. Dengan demikian, meskipun kita sengsara, setidaknya kita sudah berusaha menjadi diri kita sendiri di dalam keabsurdan politik. Risalah ini juga suatu dukungan bagi semua orang yang ingin memberontak terhadap keadaan yang ada dan ingin bebas dari kemungkinan yang absurd. Risalah ini menjadi sebuah perisai sekaligus senjata untuk memberantas norma-norma yang membelenggu kebebasan kita sebagai manusia.

Jadilah manusia yang bebas, jadilah manusia yang tidak terikat oleh apapun yang membelenggu kebebasan. Jadilah manusia yang pandai menerima dan bertanggung jawab pada dirimu. Dengan demikian, kenihilan yang membantumu menjadi pribadi bebas tidak sia-sia. Baik itu dalam hidup bermasyarakat maupun dunia politik sekalipun. Kembalilah ke aturan yang telah alam ciptakan, jadilah kuat supaya kau tidak tertindas. Karena dunia ini adalah sebuah panggung kompetensi yang selalu mencari pemenang. Back to nature karena semua norma yang ada hanya membatasi kita sebagai manusia yang kreatif. Aku memiliki caraku, kamu memiliki caramu, lakukanlah itu, jadilah otentik dan bahagialah di dalam keabsurdan politik negara ini.

Penting untuk mencari solusi yang lebih bijaksana daripada sekadar meniadakan norma-norma. Mengidentifikasi akar permasalahan politik yang mengakibatkan penyalahgunaan kekuasaan dan memperbaikinya adalah langkah awal yang penting. Melalui pendidikan dan kesadaran politik yang lebih baik, kita dapat membangun masyarakat yang lebih demokratis dan bertanggung jawab. Ini memerlukan kolaborasi antara pemerintah, masyarakat sipil, dan pemimpin politik yang jujur dan peduli. Dengan demikian, kita dapat memperkuat demokrasi tanpa harus mengorbankan kebebasan individu. Perubahan yang berkelanjutan membutuhkan waktu dan komitmen, tetapi dengan tekad yang kuat, kita dapat mencapai kemajuan yang signifikan.

Pengembangan sistem pendidikan yang inklusif dan menyeluruh juga penting untuk memastikan bahwa semua warga negara memiliki pemahaman yang kuat tentang hak-hak dan kewajiban mereka dalam demokrasi. Selain itu, transparansi dalam proses politik dan pemerintahan sangat diperlukan untuk membangun kepercayaan masyarakat terhadap lembaga-lembaga negara. Kolaborasi yang erat antara berbagai pihak juga dapat menghasilkan kebijakan publik yang lebih inklusif dan berpihak kepada kepentingan rakyat. Dengan kesadaran politik yang meningkat dan partisipasi aktif dari semua lapisan masyarakat, kita dapat memperkuat fondasi demokrasi dan mengatasi tantangan yang dihadapi oleh negara kita secara efektif.

Jika anda memiliki tulisan opini atau esai, silahkan dikirim melalui mekanisme di sini. Jika memenuhi standar The Columnist, kami dengan senang hati akan menerbitkannya untuk bertemu dengan para pembaca setia The Columnist.
Artikel Lainnya