Daya Kontemplasi Manusia di Tengah Rezim Ponsel

Dalam dunia yang hiruk pikuk dan serba cepat dengan aneka teknologi, informasi yang berlimpah, perkembangan global, dan perubahan sosial telah menciptakan lanskap yang kompleks.
Seringkali kita terjebak dalam kekacauan dan tekanan karena dengan sangat mudah melihat aneka fenomena dan berita yang ada. Berita dan fenomena tersebut bila diamati dan dihubungkan dengan kehidupan kita, akan sangat menyakitkan jika tidak hati-hati dalam memilah.
Selain itu kita bisa dengan mudah mengakses serta menelusuri berita dan informasi yang terjadi jauh dengan kehidupan kita. Tanpa kita sadari, semua itu menjadi seperti tumpukan sampah di otak kita.
Penting bagi kita untuk menemukan keseimbangan dalam dunia yang hiruk pikuk ini. Kita perlu mengambil waktu untuk merefleksikan diri, menghadapi keheningan dan ketenangan, serta mempertimbangkan nilai-nilai yang kita anut. Kita juga perlu mengasah kemampuan untuk memfilter informasi, menentukan prioritas, dan menjaga kesejahteraan kita di tengah dinamika dunia yang terus berubah.
Dengan kata lain sikap yang penting bagi kita ialah bijaksana serta penuh dengan kesadaran melihat fenomena dan hal-hal yang kita temukan dalam dunia saat ini. Oleh karena kesibukan dan kebisingan yang ada, pernahkah kita mengambil waktu untuk sejenak merenung, berdiam diri serta memilih hal-hal yang baik untuk kita peroleh. Manusia dewasa ini sangat jarang untuk melakukan hal-hal demikian. Sadar atau tidak kita kurang mengambil jarak untuk melampaui diri kita sendiri yang sebetulnya perlu kita kenal lebih dalam. Kita banyak berkantor di ponsel kita masing-masing.
Untuk sampai pada pengenalan akan kontemplasi, kita perlu mengetahui arti dari kontemplasi itu sendiri. Dalam konteks religius, praktik kontemplasi adalah mencari kesadaran langsung akan yang ilahi yang melampaui intelek, seringkali sesuai dengan doa atau meditasi.
Kontemplasi sendiri melibatkan usaha untuk memahami dengan lebih baik, baik itu pemahaman tentang diri sendiri, kehidupan, pengetahuan, atau fenomena yang kompleks. Kontemplasi dapat memungkinkan seseorang untuk melampaui batasan dan keterikatan dunia fisik atau material. Ini melibatkan mencapai pemahaman yang lebih tinggi, memperluas persepsi, atau menyatu dengan sesuatu yang lebih besar dari diri sendiri. Dapat dikatakan bahwa berkontemplasi adalah usaha untuk bertransenden.
Sejak kita hidup di tengah rezim ponsel daya kontemplasi kita ini melemah. Kita perlu melihat sikap ketenangan diri dalam melihat segala sesuatu yang terjadi di sekitar kita. Apakah kita dengan mudah cepat tanggap terhadap apa yang dilihat atau justru mengendapkannya serta melihat lebih dalam tentang makna dan arti dari fenomena pertistiwa yang terjadi. Tentu saja hal ini tidak mudah untuk disadari oleh setiap orang. Langkah yang perlu diambil adalah berani melawan diri sendiri atau agere contra (Latin).
Kehadiran ponsel tentu saja banyak membantu serta memudahkan kita dalam melakukan sesuatu. Namun kita sebagai manusia yang berbudi dan rohani tidak boleh jatuh pada kesenangan semata. Kehadiran ponsel juga dapat menurunkan daya kontemplasi kita. Agar dapat menjadi fokus, seseorang pertama-tama harus bisa tenang dan perlu mengambil jarak dan waktu dari kebisingan di sekitarnya. Tentu saja ada banyak tawaran yang menggiurkan kita sehingga perlulah waktu khusus untuk bisa dengan bebas menggunakan kesempatan berharga yakni duduk diam, merenung dan memilah-milah dari semua yang terjadi.
Kontemplasi sejatinya adalah bentuk latihan dasar seseorang untuk bisa seimbang dalam berbagai hal. Bagi kita yang sedang bekerja atau berkegiatan di bidang kita masing-masing penting bagi kita untuk mengambil waktu khusus agar bisa lebih fokus sehingga pilihan-pilihan yang kita buat sungguh-sungguh tajam. Berpikir berkali-kali bukan berarti tidak percaya diri, melainkan suatu usaha untuk menemukan yang terbaik dari sekedar baik.
Mari kita jadikan kontemplasi sebagai bagian penting dalam rutinitas kita, menghadapi dunia dengan keseimbangan antara aktivitas dan refleksi. Dalam kontemplasi, kita dapat menemukan ketenangan, mendapatkan pemahaman yang lebih dalam, dan mengarahkan hidup kita dengan lebih bijak. Jadi, mari kita menjadikan waktu untuk berkontemplasi sebagai investasi dalam pertumbuhan pribadi dan kebahagiaan yang abadi. Lakukanlah kontemplasi dengan penuh kesetiaan dan ketekunan supaya dapat semakin bijaksana serta mampu menemukan esensi terdalam dari hidup kita.
Artikel Lainnya
-
207101/08/2020
-
124222/05/2020
-
138101/04/2020
-
11426/07/2023
-
Bumi dan Manusia dalam Konsep Ekoteologi
178622/04/2022 -
Melepas Cengkraman Teologi Ekstremisme Kombatan Teroris
114422/02/2020