Belajar di Rumah
“Aku bosan di rumah saja, kapan masuk sekolah lagi?”. Ungkapan ini dibuat oleh keponakan saya yang masih kelas 3 (tiga) Sekolah Dasar (SD). Lahirnya ungkapan tersebut dilatarbelakangi keputusan dari pemerintah setempat terutama Dinas Pendidikan dan pihak sekolah yang memilih menghentikan proses belajar mengajar di kelas untuk mencegah dan menghindari menyebarnya virus corona dan digantikan dengan belajar di rumah.
Namun setelah beberapa hari berjalan, konsep belajar di rumah menemukan berbagai keluhan baik keluhan dari siswa itu sendiri maupun keluhan dari orang tua siswa. Keluhan ini lebih banyak didapat terutama pada siswa-siswa pada jenjang Sekolah Dasar (SD) dibanding sekolah-sekolah pada jenjang di atasnya. Seperti ungkapan bosan dari keponakan saya di atas.
Hal ini bisa dimengerti karena pada jenjang pendidikan Sekolah Dasar (SD) anak-anak dalam belajar belum bisa seutuhnya mandiri. Mereka masih butuh bantuan pendampingan. Untuk itu peran orang tua dan keluarga selama anak dalam karantina di rumah sangat penting dalam menemani mereka guna belajar mandiri ini.
Selain merasa bosan, keluhan lainnya adalah banyaknya tugas dari guru yang harus dikerjakan. Tugas-tugas yang terlampau banyak pada siswa yang sedang berada di rumah tanpa pendampingan dari orang tua atau keluarga justru bisa membebani anak selama dalam karantina ini.
Sebenarnya Guru dan pihak sekolah bisa melakukan koordinasi dengan para orang tua atau keluarga murid sebelum para guru memberikan tugas-tugas yang terkesan menjadi beban pada siswa. Koordinasi ini dimaksudkan agar terjalin komunikasi antara orang tua atau keluarga dengan guru atau pihak sekolah mengenai hal-hal apa saja yang bisa dilakukan orang tua atau keluarga dalam rangka menemani si kecil belajar di rumah seperti saat ini.
Komunikasi antara orang atau keluarga dengan para guru dan pihak sekolah bisa dilakukan melalui berbagai media online yang tersedia. Sebelum guru memberikan tugas-tugas yang harus dikerjakan siswa, ada baiknya hal tersebut dikomunikasikan dengan orang tua atau keluarga siswa, apa saja yang harus dipersiapkan dan apa yang harus difasilitasi dari orang tua atau keluarga yang sedang mendampingi si kecil selama belajar di rumah.
Adanya dialog antara guru dan pihak sekolah dengan para orang tua atau keluarga ini diharapkan bisa membantu terhadap jalannya proses belajar mengajar, meskipun anak-anak dirumahkan selama pandemi kasus corona saat ini.
Dalam dunia pendidikan, terutama pendidikan untuk anak-anak sering kali kita mendengar konsep pedagogi. Secara sederhana pedagogi ini diartikan sebagai proses belajar mengajar yang dilakukan terhadap anak-anak yang berkaitan dengan proses mewariskan kebudayaan yang dimiliki generasi yang lalu kepada generasi sekarang.
Jika kita dalami maka dengan belajar di rumah, menurut hemat penulis, sebaiknya anak-anak tidak dibebani dengan tugas-tugas yang terlalu padat berupa materi yang ada dalam kurikulum formal, tapi ada baiknya anak-anak diajarkan nilai-nilai luhur yang ada pada generasi sebelumnya. Nilai-nilai itu antara lain adalah kedisiplinan, kejujuran, rasa menghormati, kasih sayang, sopan santun, cinta damai dan lain sebagainya.
Nilai-nilai tersebut sebetulnya bisa diajarkan orang tua atau keluarga melalui keteladanan ketika anak berada di rumah seperti saat dalam karantina sekarang ini. Banyak waktu yang bisa dipergunakan orang tua atau keluarga untuk mengajarkan dan memberi teladan mengenai budi pekerti dan moral tersebut.
Kita menyadari bahwa akhir-akhir ini ada pergeseran nilai yang berkembang di dalam masyarakat dan mungkin juga pada anak-anak sekarang sebagai akibat dari pengaruh negatif terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi. Untuk itu dengan adanya belajar di rumah saja disertai dengan work from home pada orang tua si anak, hal ini bisa digunakan lagi untuk menghidupkan kembali pendidikan dalam keluarga sebagai pembentuk karakter, budi pekerti dan moral anak-anak.
Jangan lupa pula ajarkan pada anak selama mereka dalam masa karantina di rumah mengenai kebiasaan atau budaya hidup bersih dan sehat. Ajarkan anak-anak pentingnya menjaga kebersihan diri dan lingkungan seperti menyapu, mengepel, mencuci tangan dengan sabun, gosok gigi, mencuci pakaian dan pekerjaan-pekerjaan yang berkaitan dengan kebersihan diri dan lingkungan. Mengajarkan hal-hal kecil tersebut selama pandemi corona sungguh sangat bermanfaat.
Jadi selama belajar di rumah saja, seperti saat sekarang ini jangan jadikan anak-anak merasa bosan di rumah dan seolah-seolah mereka justru merasakan seperti di penjara.
Artikel Lainnya
-
111409/06/2020
-
83326/11/2020
-
97207/06/2021
-
Senja Kala Bocah Miskin Kota, Bola Raya, dan Impian menjadi Arhan
111706/03/2022 -
Doxing Sebagai Terorisme Baru di Era Digital
262620/02/2020 -
Atas Nama Kemanusiaan: Menguji Tanggung Jawab Moral Negara
305810/02/2020