Anak-Anak dalam Jeratan Asap Rokok
Apakah anda pernah melihat orang tua yang asyik merokok di depan anaknya sendiri atau anggota keluarganya yang lain? Jika pernah melihat jangan sekali-kali dicontoh, karena itu bukan perbuatan terpuji dan jika ternyata anda justru adalah salah satu pelakunya, maka saran kami silahkan mulai saat ini anda berhenti melakukan itu semua.
Mengapa kami sarankan demikian, sebab perilaku tersebut tidak mencerminkan perilaku hidup sehat. Orang tua yang melakukan aktivitas merokok di depan anaknya atau di depan anggota keluarganya yang lain, berarti tak pernah menyadari bahwa perilakunya tersebut memiliki dampak yang buruk bukan hanya pada dirinya namun anak dan juga keluarga yang terpapar asap rokok hasil dari orang tua perokok tadi.
Anak menjadi perokok pasif karena orang tuanya candu rokok dan tidak memperhatikan tempat merokok yang aman seperti di pojok rokok ataupun tempat tersebut tidak ada di sekitar rumahnya, sehingga orang tua harus merokok di dekat anak dan anggota keluarga yang lainnya. Jika anak yang masih kecil terpapar asap rokok ini bisa mengakibatkan dampak buruk bagi kesehatan si anak pada usia dini dan kelak ketika dewasa.
Bukan hanya dari sisi kesehatan yang merugikan anak-anak Indonesia yang tinggal bersama pecandu rokok termasuk juga orang tua mereka yang merokok. Namun hal ini juga bisa berdampak negatif pada perilaku anak-anak selanjutnya. Jika saat ini, mereka adalah perokok pasif maka bisa jadi anak-anak tersebut kelak ketika memasuki usia remaja meniru perilaku orang tuanya yang doyan rokok. Alhasil orang tua dan anaknya jadilah pecandu rokok.
Selama ini kita sering mengkambinghitamkan bahwa perilaku merokok pada anak lebih banyak disebabkan oleh maraknya iklan rokok di sekitar anak-anak. Baik iklan rokok yang berada di luar ruang seperti poster atau baliho yang di pasang di tepi-tepi jalan, maupun iklan-iklan rokok yang ada di televisi dan media massa yang lainnya, yang semuanya memicu anak-anak untuk merokok. meskipun dalam iklan rokok tersebut tidak ada adegan atau gambar orang merokok bahkan di setiap iklan selalu disisipi tulisan “merokok membunuhmu” namun pada kenyataannya iklan rokok dijadikan sebab musabab anak-anak merokok.
Penyebab lainnya yang sering disebut-sebut sebagai faktor pendorong anak merokok adalah karena faktor lingkungan, dimana teman-teman sebayanya merokok, maka anak-anak juga ikut merokok. Merokok sebagai bentuk solidaritas antar teman sebaya.
Beberapa alibi di atas mungkin benar adanya, namun faktor orang tua yang merokok dan kemudian ditiru anaknya yang ikut-ikutan merokok perlu juga mendapat perhatian. Orang tua yang merokok pasti juga segan untuk mengingatkan anak-anaknya jika berperilaku merokok supaya jangan merokok, karena beliau sendiri adalah perokok.
Jadi mulai sekarang ada baiknya kita jujur bahwa anak-anak yang merokok bukan sekedar dipengaruhi oleh iklan atau teman sebaya namun juga orang tuanya yang memberikan contoh demikian. Hal ini memang cukup memprihatinkan. Untuk itu ada baiknya bagi orang tua perokok untuk segera berhenti merokok.
Merokok mungkin bukan saja membunuhmu, namun juga membunuh orang-orang di sekitarmu karena menjadi perokok pasif, salah satunya tentu adalah anak dan keluarga anda sendiri.
Meskipun berbagai upaya kampanye telah dilakukan untuk memberikan kesadaran pada masyarakat agar berhenti merokok namun pada kenyataannya pravalensi perokok khususnya pada usia 10-18 tahun justru mengalami kenaikan. Ini setidaknya terlihat berdasarkan data dari Riset Kesehatan Dasar Nasional (Riskesdas).
Pada Riskedas terakhir yaitu pada tahun 2018, prevalensi perokok pada remaja usia 10 sampai 18 tahun adalah sebesar 9,10 persen, sementara pada Riset Kesehatan Dasar Nasional (Riskesdas) sebelumnya yaitu tahun 2013 perokok remaja usia 10-18 tahun masih sebesar 7,20 persen. Ada kenaikan sebesar 1,90 persen. Kenaikan ini tentunya cukup memprihatinkan.
Di samping pemerintah yang memiliki tanggung jawab melindungi anak-anak Indonesia generasi penerus bangsa agar tidak terpapar asap rokok atau justru menjadi perokok yang dapat membahayakan masa depannya, maka peran masyarakat dan keluarga khususnya orang tua sangat diperlukan. Untuk itu kami hanya sekedar mengingatkan pada orang tua perokok berhentilah merokok. Jangan biarkan anak-anakmu justru menjadi korban dan terjerat asap rokok serta mati secara pelan-pelan karena racun yang ada dalam asap rokok.
Artikel Lainnya
-
114606/05/2021
-
123613/12/2020
-
342519/02/2022
-
Eksistensialisme Dalam Sajak Chairil Anwar
190923/12/2023 -
Indonesia dalam Bayangan Radikalisme
77206/07/2022 -
Integrasi Moderasi Beragama dengan Profil Pelajar Pancasila dan Profil Rahmatan Lil'Alamin
84521/05/2024